Jumat, 09 Desember 2016

PAPER QUIS PERTEMUAN 15 ARSITEKTUR

Definisi E-Business
Menurut O’Brien (2005) menjelaskan bahwa e-business adalah penggunaan internet dan jaringan serta teknologi informasi lainnya untuk mendukung e-commerce, komunikasi dan kerjasama perusahaan, dan berbagai proses yang dijalankan melalui web, baik dalam jaringan perusahaan maupun dalam para pelanggan serta mitra bisnisnya.

Lebih lanjut O’Brien menjelaskan bahwa saat ini banyak perusahaan yang telah berpindah dari system warisan berbasis mainframe ke aplikasi klien/server lintas fungsi dengan melibatkan pemasangan software enterprise resource planning, supply chain management, atau customer relationship management dari SAP America, PeopleSoft, Oracle, dan perusahaan-perusahaan lain.

Sementara menurut Mohan Sawhney mendefinisikan e-Business sebagai : “The use of electronic networks and associated technologies to enable, improve, enhance, transform, or invent a business process or business system to create superior value for current or potential customers”. Secara prinsip definisi tersebut jelas memperlihatkan bagaimana teknologi elektronik dan digital berfungsi sebagai medium tercapainya proses dan sistem bisnis (pertukaran barang atau jasa) yang jauh lebih baik dibandingkan dengan cara-cara konvensional, terutama dilihat dari manfaat yang dapat dirasakan oleh mereka yang berkepentingan atau stakeholder.

B. Ruang Lingkup E-Business
Untuk dapat menangkap dimensi ruang lingkup pengertian e-Business, cara yang kerap dipakai adalah dengan menggunakan prinsip 4W (What, Who, Where, dan Why).

  1. Dimensi WHAT
    Banyak orang mempertukarkan istilah e-Business dengan e-Commerce. Secara prinsip, pengertian e-Business jauh lebih luas dibandingkan dengan e-Commerce; bahkan secara filosofis, e-Commerce merupakan bagian dari e-Business. Jika e-Commerce hanya memfokuskan diri pada aktivitas atau mekanisme transaksi yang dilakukan secara elektronik/digital, e-Business memiliki wilayah yang jauh lebih luas, termasuk di dalamnya aktivitas relasi antara dua entiti perusahaan, interaksi antara perusahaan dengan pelanggannya.
  1. Dimensi WHO
    Siapa saja yang terlibat di dalam eBusiness? Seperti yang tersirat dalam definisinya, semua pihak atau entiti yang melakukan interaksi dalam sebuah sistem bisnis atau serangkaian proses bisnis (business process) merupakan pihak-pihak yang berkepentingan dalam ruang lingkup eBusiness. Paling tidak ada tujuh (A sampai G) klasifikasi entiti yang kerap dipergunakan dalam mengilustrasikan eBusiness, masing-masing: Agent, Business, Consumer, Device, Employee, Family, dan Government
  1. Dimensi WHERE
    Tidak sedikit awam yang mempertanyakan dimana sebenarnya kegiatan bisnis dapat dilakukan dalam eBusiness. Jawabannya sangat singkat dan mudah, yaitu dimana saja, sejauh pihak yang berkepentingan memiliki fasilitas elektronik/digital sebagai kanal akses (access channel). Berbeda dengan bisnis konvensional dimana transaksi biasa dilakukan secara fisik di sekitar perusahaan yang bersangkutan, maka di dalam eBusiness, interaksi dapat dilakukan melalui berbagai kanal akses.

  2. Dimensi WHY
    Pertanyaan terakhir yang kerap menghantui para pelaku bisnis tradisional adalah mengapa para praktisi bisnis di seluruh dunia sepakat untuk mengimplementasikan eBusiness sesegera mungkin sebagai model bisnis di masa mendatang. Penerapan konsep eBusiness secara efektif tidak saja menguntungkan perusahaan karena banyaknya komponen biaya tinggi yanga dapat dihemat (cost cutting), tetapi justru memberikan kesempatan perusahaan untuk meningkatkan level pendapatannya (revenue generation) secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam Wikidpedia (2010) bisnis online, atau biasanya disebut sebagai “e-bisnis” atau “e-bisnis”, dapat didefinisikan sebagai penerapan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)  atau information and communication technologies (ICT) untuk mendukung seluruh kegiatan usaha.  Apa manfaat bisnis cara biasa dengan bisnis elekronik ? Metode bisnis elektronik memungkinkan perusahaan untuk menghubungkan data internal dan eksternal sistem pemrosesan lebih efisien dan fleksibel, untuk bekerja lebih erat dengan pemasok dan mitra, dan untuk lebih memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan mereka.
O’Brien menjelaskan bahwa secara umum ruang lingkup e-bisnis mencakup bidang-bidang specialisasi yang saling berhubungan
  1. Enterprise resource planning
  2. Customer relationship management
  3. Enterprise application integration
  4. Supply chain management
  5. Online transaction processing
  6. Enterprise collaboration
Secara lebih mudah diterjemahkan bahwa e-bisnis melibatkan proses bisnis yang mencakup seluruh rantai nilai: pembelian elektronik dan manajemen rantai suplai, pemrosesan order elektronik, penanganan pelayanan pelanggan, dan bekerja sama dengan mitra bisnis. Dengan kata lain, implementasi e-bisnis harus memiliki fungsi yang saling mendukung. E-bisnis dapat dilakukan dengan menggunakan Web, Internet, intranet, extranet, atau beberapa kombinasi dari semuanya
Untuk bentuk bisnisnya, perusahaan harus memutuskan yang mana e-bisnis model terbaik sesuai tujuan mereka. Berikut ini adalah model e-bisnis yang diadopsi
  • E-shops
  • E-commerce
  • E-procurement
  • E-malls
  • E-auctions
  • Virtual Communities
  • Collaboration Platforms
  • Third-party Marketplaces
  • Value-chain Integrators
  • Value-chain Service Providers
  • Information Brokerage
  • Telecommunication
  • Customer relationship

TINJAUAN PUSTAKA
Apakah Perbedaan antara E- Commerce dan E-Bisnis ?
Menurut Tambotoh (2007) di dalam blognya (http://johantambotoh.wordpress.com/2007/08/05/e-commerce-dan-e-bisnis-apa-bedanya/#comment-591), e-commerce dan e-bisnis adalah dua hal yang berbeda, karena secara teknis e-commerce merupakan bagian dari e-bisnis, namun tidak semua e-bisnis berarti e-commerce.
Keduanya memang menggunakan internet dan EDI (electronic data interchange) untuk mengembangkan proses bisnis, tetapi keduanya tidak interchangeable, artinya keduanya tidak dapat dipertukarkan.
Lingkup e-commerce lebih sempit jika dibandingkan dengan e-bisnis, di mana e-commerce adalah bagian dari e-bisnis. E- bisnis menunjuk kepada penggunaan teknologi untuk menjalankan bisnis yang memberikan hasil, memberikan dampak yang besar kepada bisnis secara keseluruhan. E- commerce mengacu kepada penggunaan internet untuk belanja online, seperti untuk belanja produk dan jasa. Contohnya pembelian online tiket, buku atau hadiah, dan produk lainnya melalui internet. Atau ketika kita membayarkan sejumlah uang via internet.
Istilah e-bisnis meng-cover semua area bisnis. E-bisnis terjadi ketika perusahaan atau individu berkomunikasi dengan para klien atau nasabah melalui email. Pemasaran dilakukan melalui internet, menjual produk atau jasa melalui internet, menggunakan internet untuk riset pasar, menggunakan internet untuk meng-hire orang, menggunakan internet untuk promosi produk dan jasa, dan sebagainya.
Pemesanan buku di Amazon.com termasuk pada e-commerce dan e-bisnis. Membuat sebuah peta dengan arahan dari rumah ke kantor pos di yahoo.com merupakan e-bisnis tapi tidak melibatkan e-commerce
Sedangkan menurut Nani (2010) dalam blognya di http://nanienuneno.blogspot.com/2010/10/e-business.html definisi e-business secara sederhana adalah penggunaan internet untuk berhubungan dengan konsumen, rekan bisnis, dan supplier. Penggunaan internet menyebabkan proses bisnis menjadi lebih efisien. Dalam penggunaan e-business, perusahaan perlu untuk membuka data pada sistem informasi mereka agar perusahaan dapat berbagi informasi dengan konsumen, rekan bisnis, dan supplier dan dapat bertransaksi secara elektronik dengan mereka memanfaatkan internet.Beda e-business dengan e-commerce adalah ecommerce hanya berupa transaksi secara elektronik di internet sedangkan e-business termasuk juga pertukaran informasi secara online misalnya sebuah perusahaan manufaktur membagi informasi persediaan bahan baku ke supplier, sebuah lembaga keuangan membagi informasi tentang perbankan, credit card, dll dengan konsumen mereka, dan sebagainya.
O’Brien menjelaskan bahwa sebuah e-bisnis sebenarnya terdiri dari beberapa bidang seperti dijelaskan di bagian pendahuluan makalah ini.Adapun O’Brien telah membuat bagan alur bidang-bidang e-bisnis dan keterkaitan di antaranya, seperti di bawah ini :
 
                                      Gambar 1. Interrelasi komponen E-Bisnis dari O’Brien

Dari bagan ini jelas bahwa internal perusahaan ada pada ruang lingkup Enterprise Resource Planning yang berinterrelasi dengan Supply Chain Management untuk menangani produksi dan Customer Relationship Management untuk menangani pelanggan. Selain itu perusahaan juga harusnya memiliki supporting berupa control administrasi dan financial. Kesemuanya dihubungkan dengan jaringan Enterprise Application Integration.
Menurut Cole (2010) dari berbagai pengalaman telah terbukti bahwa untuk melakukan e-bisnis yang sukes diperlukan 3 faktor yaitu :
  1. Penjamin bisnis, biasanya senior executive
  2. IT support, untuk mendukung proses integrasi antar fungsi.
  3. Orang yang bertanggung jawab untuk menangani persoalan pelayanan, operasional, dan resikonya.
Adapun dasar-dasar yang harus dimiliki agar implementasi e-bisnis dapat berjalan dengan baik ada beberapa elemen yaitu:
1. Commercial Imperative (Perhitungan komersial)
Jangan terburu-buru membangun sebuah instalasi atau bagian dari instalasi e-bisnis jika tidak berdasarkan perhitungan bisnis yang cukup besar.  Bisnis kecil yang hanya memiliki beberapa partner usaha sangat rentan untuk merugi. Lain halnya dengan bisnis skala besar seperti perusahaan konstruksi yang memiliki banyak partner dan konsumen, dimana penggunaan e-bisnis dapat menekan biaya produksi secara signifikan
2. Bisnis proses
Membangun perangkat e-bisnis yang terintegrasi harus melalui proses yang dilakukan terus menerus dan konsisten.
3. Data yang dapat dipercaya
Pengelola data harus memasukkan data yang layak dipercaya kredibilitas.
4. Ada standardisasi
Karena e-bisnis akan langsung berhubungan dengan dunia luar, maka standardisasi bahasa, susunan data, maupun protokol dan prosedur yang menyangkut operasional e-bisnis harus dituangkan dalam bentuk sebuah standar operasional.
5. Manajemen data
Perusahaan harus menjamin pengelolaan data yang akurat karena data-data yang ada sangat penting untuk pengambilan keputusan yang akan berakibat pada kecepatan pengambilan keputusan dan daya saing perusahaan.
6. Penyesuaian data
Banyak informasi yang masuk hanya berupa informasi mentah yang harus diolah menjadi sebuah data yang dapat digunakan langsung, sehingga proses pengolahan data yang cepat dan akurat sangat diperlukan.
Namun demikian di dalam beberapa kasus, penerapan e-bisnis di usaha kecil menengah juga menunjukkan hasil yang bagus. Menurut Jiwei et all (2004), implementasi e-bisnis di usaha kecil menengah di Amerika menunjukkan hasil yang signifikan. Hasil yang menguntungkan tersebut dapat diidentifikasi ada 6 butir yaitu :
  1. Meningkatkan posisi tawar dan daya saing
  2. Menarik pelanggan baru
  3. Meningkatnya sharing knowledge management di internal
  4. Pelayanan yang lebih efisien dan efektif
  5. Penyaluran produksi yang lebih lancar
  6. Rekrutment staff bisa secara online.
manfaat yang didapat dari e-bisnis dapat dilihat pada gambar di bawah ini :


                                                           

Gambar 2. 6 C Manfaat E-Bisnis 
 
Jiweiet all(2004) juga membandingkan proses penerapan e-bisnis di perusahaan besar dan perusahaan kecil menengah (SME).Dia mengambil contoh perusahaan besarnya adalah Yahoo, yang memulai e-bisnis dengan menciptakan search engine sampai menjadi website komersial dalam waktu 5 tahun.Berikut tahapannya :
                Gambar 3. Tahapan Pengembangan Yahoo
  1. Keuntungan E-Business
    Menurut Charles R. Rieger dan Marry P. Donato setidakknya ada 5 keuntungan yang ditawarkan oleh e-Business yakni : Efficiency, Effectiveness, Reach, Structure, dan Opportunity

     1. Efficiency
           Sebuah riset memperlihaatkan bahwa kurang lebih 40% dari total biaya operasional perusahaan diperuntukkan bagi aktivitas penyeberan informasi ke divisi-divisi terkait. Dengan dimanfaatkannya teknologi informasi maka terlihat bagaimana perusahaan dapat mengurahi total biaya operasional.
 
           2. Effectiveness
          Dengan dimanfaatkannya teknologi informasi, pelanggan dapat berhubungan dengan perusahaan kapan saja, dalam 7 hari seminggu dan 24 jam non stop

           3. Reach
             Perusahaan mampu memperluas jangkaun dan ruang gerak perusahaan untuk ekspansi dengan mudah(menembus batas ruang dan waktu) dan tanpa memerlukan biaya yang relatif mahal.

           4. Structure
            Konsep brick-and-morter menjelma menjadi click-and-morter telah mengubah prilaku perusahaan dalam pendekatan bisnis

           5. Opportunity
                  Terbukannya peluang yang lebar bagi pelaku bisnis untuk berinovasi menciptakan produk- produk atau jasa-jasa baru akibat ditemukannya teknologi baru dari masa kemasa.
    Penerapan E-Bisnis di Indonesia
Beberapa perusahaan BUMN sudah mulai menerapakan e-bisnis di Indonesia untuk meningkatkan daya saingnya, antara lain e-Business Pos dari PT. Pos Indonesia yang memiliki bentuk layanan yaitu : Electronic Postal Service ( ePostal ), Limited Communication Technology Services (eCom), Internet Content Dan Messaging Services, dan Community Acces Point (Warung Masif).
Layanan Elektronik postal service (epostal) adalah :
  • Electronic Letter (Ratron)
Merupakan layanan pengiriman surat secara elektronik melalui media jaringna internet.
  • Electronic Financial Services (WeselNet)
Merupakan jasa keuangan elektronik yang dapat digunakan oleh konsumen dalam melakukakn pengiriman finansial.
  • Value Added Postal Services (Track and Trace, Status Notification, etc)
Memberikan beberapa kemudahan sebagai nilai tambah dari produk Pos itu sendiri seperti pengembangan dalam penetapan jalur dan tempat, serta fasilitas komputerisasi dalam pemberian status pengiriman.
  • Electronic Delivery ( eDelivery )
Merupakan program layanan dalam bentuk elektronik seperti pengiriman pesanan perusahan.
  • Electronic Document Management
Merupakan layanan dalam pengiriman dokumen dalam melalui jaringan elektronik.
  • Electronic Mailshoping
Pengiriman surat/kartu ucapan melalui media elektronik kepada setiap relasi di setiap daerah.

FAKTOR PENDORONG E-BUSINESS

Perkembangan implemantasi konsep e-business disebuah industri atau negara sangat dipengaruhi oleh external driving force yaitu : Customer Expectations, Competitive Imperatives, Deregulation, dan Technology.
  1. Customer Expectations
    Yang diharapkan konsumen pada saat ini tidak cukup dipuaskan dengan baikknya kualitas sebuah produk, tetapi pelanggan juga mengharapkan adanya pelayanan pra dan pasca jual yang baik.
  2. Competitive Imperatives
    Globalisasi telah membentuk sebuah arena persaingan dunia usaha yang sangat ketat. Pelanggan akan dengan mudah membandingkan kualitas produk dan pelayanan antar perusahaan, hal ini memaksa perusahaaan mengembangkan strategi bisnis yang tepat.
  1. Deregulation
    Secara makro deregulasi yang dilakukan oleh pemerintah maupun negara-negara lain telah (lembaga lain seperti WTO, APEC, AFTA) turut mewarnai bentuk dunia usaha dimasa datang terutama dengan konsep perdagangan bebas antar negara dan industri.
  2. echnology
    E-business adalah kemajuan teknologi informasi yang didominasi oleh percepatan teknologi komputer dan telekomunikasi. Fungsi dari teknologi informasi tidak hanya kritikal bagi perkembangan e-business tetapi justru menjadi penggerak dari dimungkinkannya model-model bisnis baru.
    EMPAT TAHAP EVOLUSI E-BUSINESS

Jalan evolusi (perubahan secara perlahan, natural, namun pasti) merupakan cara yang nampaknya paling banyak dipilih oleh perusahaan-perusahaan di negara berkembang yang ingin menerapkan konsep e-business karena prinsip kehati-hatian yang mereka miliki. Hal utama yang harus dilakukan sehubungan dengan hal ini adalah mempelajari bagaimana sebaiknya langkah-langkah pengembangan tersebut harus dilakukan. Ada empat tahapan evolusi yang dapat dijadikan pegangan atau panduan bagi perusahaan yang ingin melakukan hal tersebut. Keempat tahapan tersebut masing-masing diberi istilah sebagai: Inform, Automate, Integrate, dan Reinvent.

  1. Tahap Inform
    Pada tahap awal ini, yang biasanya terjadi adalah adanya unit-unit kecil di dalam perusahaan yang mulai mencoba membangun program-program kecil (software) berbasis internet.
  2. Tahap Automate
    Tahap berikutnya adalah mencoba untuk mengintegrasikan beberapa unit di dalam perusahaan yang masing-masing telah mengimplementasikan konsep kecil e-business. Yang menjadi dasar penggabungan modul-modul ini biasanya adalah sebuah rangkaian proses yang saling berhubungan..
  1. Tahap Integrate
    Tahap selanjutnya dari pengembangan aplikasi e-business adalah mengintegrasikan proses bisnis perusahaan dengan perusahaan atau entiti-entiti lain yang ada di luar perusahaan. Bedanya dengan automate yang lebih menekankan pada target efektivitas, pada integrate tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan dan mengembangkan kinerja perusahaannya secara signifikan. Level integritas proses bisnis antara perusahaan dengan pihak luar pada tahapan ini sangat tinggi; bahkan tidak jarang dibutuhkan suatu manajemen integrasi proses bisnis yang online dan real-time. 
     
  2. Tahap Reinvent
    Tahap terakhir di dalam evolusi dapat secara efektif diimplementasikan jika ada perubahan paradigma mendasar dari manajemen perusahaan, terutama yang berkaitan dengan cara mereka melihat bisnis yang ada. Tahap ini dinamakan sebagai “reinvent” karena perusahaan yang telah memiliki pengalaman sukses menerapkan konsep e-business pada tiga tahap sebelumnya ditantang untuk mendefinisikan ulang mekanisme dan model bisnisnya dengan berpedoman pada peluang-peluang usaha baru yang ditawarkan oleh e-business.
    MODEL ARSITEKTUR APLIKASI E-BUSINESS
Dalam menerapkan konsep e-business, peranan aplikasi sangatlah penting. Ada dua model arsitektur e-business yaitu model Sequential dan Synchronous. Model Sequential adalah model arsitektur yang mengembangkan aplikasi berdasarkan fungsi-fungsi yang ada dalam perusahaan. Untuk mengintegrasikan fungsi fungsi tersebut diperlukan interface agar output dari aplikasi dapat dibaca oleh aplikasi lain.

Adapun model Synchronous adalah Aplikasi besar yang akan mensikronisasi mekanisme IPO masing-masing unit dengan cara memusatkan data dan proses pada sebuat titik. Contoh: Aplikasi ERP (Enterprise Resource Planning) seperti pada gambar berikut 
 

Salah satu kelemahan konsep arsitektur sekuensial yang cukup mendasr adalah aspek kecepatan dan reliabilitas dan untuk mengatasi permasalahan kecepatan dan reliabilitas digunakan konsep arsitektur sinkronisasi.
    PROSPEK E-BUSINESS DI INDONESIA
Melalui berbagai kajian terhadap perkembangan e-business maka paling tidak terdapat 10 prospek e-business di Indonesia yaitu :
  1. E-business Type
    e-Business yang menggunakan media internet dan web tentu memiliki tipe yang transaksi yang cepat dan lebih akurat. Hal ini akan sangat mendukung kinerja perusahaan karena stakeholder perusahaan termasuk pelanggan, distributor, supplier, mitra bisnis, dan maupun masyarakat yang memanfaatkan media internet akan sangat terbantu karena dapat melakukan transaksi dengan perusahaan dengan batas waktu yang diinginkan. Perkembangan pemakaian alat-alat elektronik dan digital sebagai medium komunikasi dan relasi bisnis jauh lebih cepat dibanding dengan cara transaksi jual beli

  2. Community
    Perkembangan penduduk saat ini sangat pesat seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi sehingga generasi sekarang labih banyak yang telah memanfaat fasilitas-fasilitas yang disediakan melalui teknologi informasi seperti internet dan web termasuk trendnya sudah banyak yang memanfaatkan e-business dan e-commerce melalui media internet. Kondisi ini tentu menjadi peluang baik untuk tumbuh dan berkembangnya e-business d Indonesia. Sebagaimana kita ketahui bahwa lebih mudah menciptakan kebutuhan (demand creation) kepada generasi muda dibanding dengan mengubah pola hidup generasi tua.

  3. Content
    Secara hitungan bisnis sebenarnya pihak perusahaanlah yang paling diuntungkan dalam system e-business karena dengan diterapkannya e-business maka perusahaan akan dengan mudah mempertahankan pelanggan lama dan mendapatkan pelanggan baru dengan waktu yang elatif singkat dan biaya yang sangat efisien. Sedangkan end user memang mendapatkan keuntungan juga tetapi lebih pada terbantunya dalam mengakses dan memenuhi kebutuhan hidupnya, berbeda dengan keuntungan yang didapat dari perusahaan adalah dalam bentuk laba usahanya.
  1. Technology Device
    Perkembangan teknologi berbasis PC akan bergeser ke teknologi digital ditambah microprosessor seperti PDA sehingga penerapan e-business ke depan akan sangat mudah dan sangat terbantu oleh perangkat-perangkat lainnya.

  2. Access Channels
    e-Business yang beroperasi menggunakan media internet dan web tentunya sangat menguntungkan perusahaan yang menerapkan e-business. Oleh karena, akan terbuka akses yang lebih luas untuk tujuan-tujuan perusahaan. Berkembangnya teknologi informasi semacam internet dan website menawarkan perusahaan yang berminat mengimplementasikan kanal akses tersebut.

  3. Regulation
    E-business berkaitan erat dengan aktifitas pencarian laba finansial maka pemerintah akan mengikuti negara-negara maju dalam menerapkan regulasi e-business yang kondusif. Walaupun undang-undang yang mengatur tentang perdagangan melalui elektronik business ini masih ada hal yang masih merugikan pihak konsumen akan tetapi trend penggunaan e-busness yang semakin tinggi tetap akan dipilih oleh perusahaan untuk menerapkannya, karena ada dorongan yang sangat kuat akan pentingnya akses ke pelanggan yang cepat, akurat, mudah, dan murah.

  4. Organization
    Faktor budaya, pendidikan, sosial dan perilaku dalam organisasi memegang peranan penting dalam menentukan sukses tidaknya sosialisasi penggunaan teknologi informasi. Di Indonesia masyarakatnya mayoritas adalah orang-orang yang mudah menerima budaya dari tempat lain, rasa social yang tinggi terhadap teman, sahabat, dan keluarga, dan tngkat pendidikan masyarakat Indonesia yang sebagian besar sudah berpendidikan tinggi sehingga akan sangat mudah untuk penerapan e-business dan e-commerce di Indonesia.

  5. Change Strategy
    Perusahaan di negara berkembang lebih memilih metode evolusi dibanding revolusi dalam mengimplementasikan e-busines. Indonesia sebagai Negara berkembang menjadi tempat yang cukup baik untuk penerapan e-business dan memiliki peluang yang menjanjikan.
  6. Business Process
    Perusahaan yang sukses akan diraih oleh perusahaan yang mampu mengawinkan konsep tradisional physical value chain dengan virtual value chain. Mobilitas orang di kota besar akan mendorong kita untuk melakukan segala aktivitas dengan cepat. E-business akan membantu akses dan transaksi kita dengan perusahaan dengan cepat karena bias diakses dimana saja dan waktu kapan saja
  1. System Approach
    E-business baru dapat berkembang jika komponen lain dalam lingkungan sistem e-business turut tumbuh dan berkembang secara serentak. Namun di era teknologi seperti sekarang ini antara sistem e-business dan lingkungan sistemnya kedepan sudah pasti akan diperbaiki dan menjadi lebih baik seperti infrastruktur maupun regulasi pemerintah guna menunjang kelancaran dalam penerapan e-business di Indonesia.